Senin, 26 September 2016

BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah, BAB 3 HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN

Judul buku       : Metode Peneletian Pendidikan & Pengembangan
Penulis             : Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.
Penerbit           : Kencana Prenada Group


BAB 1
PENDAHULUAN

Salah satu tugas dosen, sebagai tugas profesional yaitu untuk membantu memudahkan mahasiswa untuk belajar. hal ini dilakukan secara terencana dan berdasarkan baik melalui pengalaman mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Tugas mengajar menuntut dosen selalu mengikuti hal-hal yang inovatif, yaitu perlu mengikuti perkembangan teori belajar dan pembelajaran yang pada gilirannya dosen dituntut lebih proaktif. Dalam hal ini dosen perlu menguasai isi atau materi, strategi atau metode, media, dan mengembangkan evaluasi.
Hal kedua, yaitu melaksanakan penelitian dan mengembangkan karya ilmiah. Hal ini menjadi sarana untuk pengembangan diri secara terus-menerus dalam menunaikan penelitian dan menuntut dosen untuk melakukan desiminasi hasil-hasil penelitiannya.Berkenaan dengan kegiatan penelitian dan pemikiran dalam hal keterampilan meneliti (tindak ilmiah) dan keterampilan menulis serta keahlian yang mendukung tugas profesional tersebut.



BAB 2
PENGETAHUAN DAN PENDEKATAN ILMIAH

Dalam kehidupan, kita sering dihadapkan dengan berbagai hal atau permasalahan dan dapat kita pecahkan dengan pengetahuan yand bersumber pada fakta dan pengalaman kita. Jadi dapat kita katakan bahwa pengetahuan dapat berupa suatu fakta atau objek fisik (konkret) dan sesuatu yang ditarik berdasarkan pengalaman pribadi seseorang sehingga menjadi pengetahuan abstrak. Singkatnya, pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang telah dikenali atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang dikenali

A. DEFINISI ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan, berkenaan dengan hal uang biasa kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, atau yang oleh Cohen, dkk. (2007) disebut dalam common-sense knowing, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman seseorang.
Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai salah sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal (Moliono, dkk.,1988).
Berkenaan dengan pengertian pengetahuan, kita sering mengkaitkannya dengan istilah ilmu pengetahuan. Nah, sebenarnya apa yang dimaksud dengan ilmu itu?
- Ilmu (science) didefinisikan sebagai, "a systematic and controlled extension of common sense" (Kerlinger & Lee, 2000)
- Istilah ilmu (science) mengarah pada, "a tremendous body of know-ledge" (Frenkel, dkk., 2012), yaitu sebagai khasanah pengetahuan yang dilandasi dengan metode pengetahuam tertentu.
- Ilmu sebagai "science" merupakan hasil aktivitas berpikir atau kegiatan olah pikir manusia, dan ia bukanlah sekedar produk yang siap dikonsumsikan (Suriasumantri, 1985).
- Ilmu pengetahuan sebagai salah satu cabang studi, (Vockell &Asher, 1995) berkenaan dengan pemerolehan prinsip-prinsip umum yang dapat diuji tentang lingkungan alamiah melalui proses induksi (penerikan kesimpulan berdasarkan fakta), deduksi (penarikan kesimpulan yang lebih khusus), dan uji hipotesis (pembuktian jawaban-jawaban dengan mencari bukti / fakta empiris).

Menurut Conant ada dua sudut pandang dalam mendefinisikan ilmu atau ilmu pengetahuan yaitu :
a. Sudut pandang statis.
ilmu pengetahuan merupakan suatu aktivitas yang memberikan bantuan atau kontribusi informasi secara sistematik terhadap dunia luas.
b. Sudut pandang dinamis.
menganggap bahwa pengetahuan bukan sekedar suatu aktivitas apa yang dilakukan oleh para ilmuan.

Tugas atau fungsi ilmu (ilmu pengetahuan) menurut Braithwaite (Kerlinger & Lee, 2000) yaitu untuk menetapkan hukum-hukum umum yang mencakup perilaku-perilaku objek-objek atau peristiwa-peristiwa empiris yang berkenaan dengan masalah keilmuan, dan dengan demikian memungkinkan kita untuk menghubungkan  pengetahuan kita dari peristiwa-peristiwa yang terpisah-pisah dan untuk membuat ramalan yang tepat dari peristiwa-peristiwa yang belum kita ketahui.

B. METODE PENGETAHUAN
Metode pengetahuan ilmiah merupakan salah satu cara yang komprehensif bagaimana cara para ilmuan memperoleh dan menguji prinsip-prinsip, hukum-hukum, atau generalisasi. Salah seorang tokoh yang sangat terkenal dengan metode ilmiahnya (scientific process method) adalah John Dewey (Vockell & Asher, 1995) yang telah mengidentifikasi langkah-langkah proses ilmiah (scientific process) antara lain ada empat langkah pokok dalam proses ilmiah :
1. identifikasi suatu masalah;
2. perumusan hipotesis;
3. penalaran dan deduksi;
4. verifikasi, modifikasi, atau penolakan hipotesis.

C. SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
Ary, Jacobs & Sorensen (2010) mengkategorikan sumber pengetahuan menjadi lima hal pokok :
a. Pengalaman (Experience).
b. Otoritas (Authority).
c. Penalaran deduktif (Deductive reasoning).
d. Penalaran induktif (Inductive reasoning).
e. Pendekatan ilmiah (The scientific approach).

Cara mencari kebenaran atau mencari tahu mu]enurut Fraenkel, Wallen & hyun (2012) melalui :
a. pengalaman indera (sensory experience)
b. persetujuan dengan orang lain (agreement eith others)
c. pendapat pakar (expert opinion)
d. berpikir logis (logic)

D. PENDEKATAN ILMIAH DALAM PROSES PENELITIAN
Penelitian merupakan penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban atas suatu masalah yang berarti (signifikan) dengan melalui pendekatan atau prosedur ilmiah. Penelitian pendidikan memiliki sifat empirik-objektif. Artinya, siapa pun yang melakukan, asal dengan metode dan objek yang sama, hasilnya dapat dibuktikan dan relatif sama. Maksudnya hasilnya mendekati, apabila terjadi perbedaan, itu terjadi karena beda kondisi, perlakuan, subjek penelitian, dan sebagainya. Intinya kita harus berfikir ilmiah, bila tidak maka kita sulit untuk melakukan penelitian menurut prosedur ilmiah.

E. KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN
Ciri-ciri khusus (karakteristik) penelitian (Tuckman, 1988), yaitu:
1. sistematis (harus mengikuti suatu prosedur tertentu);
2. logis (menggunakan logika);
3. empiris (memiliki acuan yang berdasarkan realitas);
4. reduktif (menerapkan prosedur analisis terhadap data yang telah dikumpulkan melauli teknik tertentu);
5. replikasi (pengulangan dan dapat ditransmisi).

F. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PROSES PENELITIAN
Pertimbangan etika yang harus dipertimbangkan oleh para peneliti dalam merancang eksperimen penelitiannya dan tidak melanggar hak-hak manusia menurut Tuckman (1988) sebagai berikut.
1. Hak privasi atau nonpartisipasi.
2. Hak tidak disebut nama.
3. Kerahasiaan.
4. Meminta pertanggungjawaban peneliti.

G. LANGKAH-LANGKAH PROSES PENELITIAN
Berikut langkah-langkah proses penelitian secara umum:
1. Identifikasi dan menentukan masalah.
2. Kajian pustaka atau literature.
3. Menyusun atau merumuskan hipotesis.
4. Identifikasi, klasisifikasi, dan definisi operasional variabel.
5. Rancangan penelitian.
6. Penentuan populasi dan sampel.
7. Pemilihan dan pengembangan instrumen.
8. Pengumpulan data.
9. Pengolahan dan analisis data.
10. Interpretasi dan diskusi hasil penelitian.
11. Penyusunan laporan penelitian.


BAB 3

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN


A. BATASAN PENELITIAN

Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki fakta, teori, atau aplikas (Vockell & Asher (1995)). Penelitian ilmiah bukanlah persoalan kepastian. Hal ini adalah sebuah proses menjalankan tuntutan yang memungkinkan kita semakin memperluas dan tepat melakukan generalisasi tentang fenomena yang menjadi perhatian kita.

Tipe - tipe penelitian :
1. penelitian dasar,
2. penelitian terapan,
3. penelitian tindakan,
4. penelitianevaluasi sumatif,
5. penelitian evaluasi formatif.

B. PENELITIAN ILMIAH


Teori adalah serangkaian konstruks (konsep), definisi, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan terhadap fenomena secara sistematik melalui penentuan hubungan antar variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena.

Tujuan penelitian adalah ingin menemukan prinsip-prinsip umum, atau menafsirkan tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan.

C. PERAN PENELITIAN PENDIDIKAN


Penelitian pendidikan adalah suatu usaha untuk memberikan jawaban tentang permasalahan-permasalahan dalam pendidikan.
Tujuan penelitian pendidikan secara khusu antara lain :
1. menentukan prinsip-prinsip umum;
2. menafsirkan perilaku atau tingkah laku;
3. mengendalikan (mengontrol) kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan.

Gall & Borg (2003) mengemukakan peram penelitian secara lebih lengkap lagi berkenaan dengan kontribusi penelitian terhadap pengetahuan tentang pendidikan adalah untuk tujuan :
1. Mendeskrispsikan (to describe)
2. Meprediksi (to predict)
3. Meningkatkan atau memperbaiki (to improve)
4. Menjelaskan (to explain)

D. PARADIGMA PENELITIAN : KUANTITATIF-KUALITATIF


1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif berkenaan dengan data angka atau numerical. Peneliti kuantitatif pada umumnya mendasarkan kerjanya pada keyakinan bahwa fakta dan perasaan dapat dipisahkan, dan bidang kajinya adalah suatu realitas tunggal yang terbentuk dari fakta yang ditemukan (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012)

2. Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif

a. Penelitian eksperimen
Para peneliti mengkaji dampak atau pengaruh, atau disebut juga dari manipulasi atau perlakuan secara sistematis suatu variabel (lebih) terhadap variabel lain. (Ary, Jacobs & Sorensen, 2010). Penelitian eksperimen menguji sebab akibat. Dalam penelitian eksperimen kuasi, random kelompok biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuannya dan kontrol.


b. Penelitian noneksperimen
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan suatu keadaan, peristiwa, objek atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka atau kata-kata.

Penelitain kelompok kriteria yaitu penelitian yang dilakukan dimana peneliti menguji ciri-ciri atau karakteristik kelompok yang ada untuk memutuskan derajat atau tungkat kelompok tersebut dibedakan berdasarkan karakteristiknya.

Penelitian meta-analisis yaitu mengombinasikan dan menganalisis hasil penelitian hasil penelitian sejenis dan mengujinya untuk memperoleh generalisasi berkenaan dengan variabel dalam penelitian.

3. Paradigma Post-Positivistik: Penelitian Kualitatif

a. Konstruktivistik atau Konstruktivistik sosial
atau sering dikaitkan dengan interpretatif yaitu individu berusaha memahami dunianya baik di lingkungan kehidupan sosial dan kerjanya.

b. Partisipatori atau advokasi
menggunakan sudut pandang alternatif, partisipatori atau advokasi, karena para post-positivistik memnentukan aturan-aturan yang bersifat struktiral dan teori-teori yang tidak memperlakukan individu-individu atau kelompok secara marginal.

4. Batasan Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti dalam melakuakn penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara atau interview, analisis isi, dan metode pengumpul data lainnya untuk menyajikan respon0respon dan perilaku subjek.

5. Karakteristik penelitian kualitatif
Yin (2011) mengemukakan lima hal penting berkenaan dengan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu :
a. Mengkaji makna pengalaman seseorang, dalam situasi kehidupan nyata atau rill.
b. Meprestasikan pandangan dan perspektif seseorang dalam kajian.
c. Mencakup kondisi kontekstual dimana seseorang tinggal.
d. Memberikan pemahaman tentang sesuatu konsep yang ada.
e. Berusaha untuk menggunakan berbagai sumber data bukannya mendasarkan pada data tunggal.

6. Jenis-jenis penelitian kualitatif

Jenis jenis penelitian kualitaif menurut , Ary ,dkk yaitu :
a. Studi interpretatif.
b. Studi kasus.
c. Analisis isi atau dokumen.
d. Etnografi.
e. Teori dasar.
f. Studi sejarah.
g. Penelitian naratif.
h. Fenomenologi.

7. Merancang penelitian kualitatif
Secara umum, rancangan penelitian adalah serangkaian proses yang membuat langkah-langkah atau tahap-tahap penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian kualitatif dapan diawalali dengan :
1. Mengidentifikasi permasalahan atau fokus.
2. Merumuskan masalah atau fokus penelitian.
3. Pentingnya penelitian dan pembatasan masalah.
4. Memilih literatur.
5. Memilih metode.
6. Memilih prosedur analisis data.

E. GURU SEBAGAI PENELITI

Sebagai seorang guru atau pendidik yang suatu saat harus mengambil sutau keputusan, maka setiap keputusan yang diambil sebaiknya berdasarkan pada data. dapat kita contohkan pada metode yang kita gunkan dalam pembelajaran apakah metode itu paling unggul atau tidak.
Penelitian tinadkan berada pada atau perpijak pada dua sisi, yaitu bisa menggunakan pendekatan kuantitatif, bila bicara pada angka-angka, misalnya berapa persen atau lebih unggul suatu metode yang digunakan dan pendekatan kualitatif yaitu ketika menjelaskan proses dengan kata-kata atau narasi terkait dengan bagaimana prosees pembelajaran dengan metode tertentu berjalan.

F. EMPAT TAHAP PENELITIAN

a. Tahap I, pengumpulan data adalah suatu cara yang secara autentik dilakukan dalam penelitian. Hal ini adalah sesuatu yang perlu kita lakukan pada saat mengajar. Tahap ini mencakup cara penemuan yang baik untuk menilai dan mendeskripsikan hal-hal yang sedang terjadi.
b. Tahap II, memberikan alat tambahan yang akan membuat keputusan lebih konstuktif. Pada saat ada hubungan kuasalitas yang di tentukan pada level II ini, masih ada ruang gerak bagi kita untuk meningkatkan komplektitas penelitian kita.
c. Level III, validitas eksternal, yang kita lakukan dengan cara membahas generalisasi terhadap temuan-temuan penelitian. Level ini mempersyaratkan hal-hal yang terjadi pada level II, karena jika tidak menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan maka tidak ada yang dapat kita generalisasikan.
d. Level IV, yaitu penelitian teoritis. Merupakan penelitian yang dilakukan oleh kebanyakan ilmuwan sosial. Level ini seperti yang dilakukan oleh Piaget yang meneliti perbedaan antara berfikir operasional konkret dan operasional formal.

(Buku : Metodologi Penelitian PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN (Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar